Sabtu, 02 Juni 2012

MOTIVASI

   MENGAPA ANDA MASIH 
SAJA TIDAK BERUBAH

                 
                Saya tertarik menulis bagian ini setelah terinspirasi dari riset yang dilakukan oleh JAGDISH N.SHETH tentang kebiasaan destruktif yang telah menghancurkan perusahaan-perusahaan besar yang mapan. Dari tujuah kebiasaan yang ditemukan JOGDISH N.SHETH, yang kemudian ditulisnya dalam buku berjudul THE SELF DESTRUCTIVE HABITS OF GOOD COMPENIES , saya menilai ada 4 kebiasaan yang cocok untuk menjelaskan kenapa banyak orang ditengah kita tidak segera melakukan perubahan dalam hidupnya terutama dalam persoalan ekonomi pada saat tanggungan dikeluarganya semakin berat. Ke-4 kebiasaan destruktif yang saya maksud adalah:
1.      Pengingkaran terhadap realitas yang sudah jauh berubah
2.      Arogansi, enggan menerima umpan balik
3.      Sikap puas diri
4.      Tidak menyadari adanya persaingan

Mari kita analisis satu persatu:
      A. Pengingkaran terhadap realita
Orang-orang disekitar kita yang tetap saja tidak mau melakukan perubahan dalam kehidupan ekonominya umumnya mengingkari kenyataan lingkungan kerjanya yang sudah jauh berubah. Mereka bisa saja menyadari atau tidak menyadari adanya perubahan itu. Tiba-tiba mereka merrasa jauh tertinggal oleh orang-orang disekitarnya, mereka menyerah dengan keadaan itu.
       B.  Tidak mau menerima umpan balik
Secara filosofis sering dikatakan, kita diberi dua telinga oleh tuhan dan hanya dianugerahkan satu mulut dengan tujuan agar kita lebih sering membuka diri dengan cara menerima nasehat, umpan balik, saran dan kritik membngun daripada mengkritik, menyalahkan, menggurui dan sebagainya. Sederhana saja alasannya. Otak kita hanya satu. Jadi, pemahaman realitis kehidupan tidak akan selengkap pemahaman dan pengertian orang lain, yang memang mereka jauh lebih banyak.  
                        Jadi, ketika sejmlah orang tidak mau berubah, ini lebih disebabkan ketidakpahaman bahwa umpan balik, saran, dan kritik sejumlah orang jauh lebih menguntungkan dari sekedar pemahaman dan presepsi diri kita sendiri terhadap berbagai problem.
         C. Sikap puas diri
Sikap ini membuat sejumlah orang merasa sudah cukup dengan apa yang telah dicapai. Sikap ini menciptakan rasa tidak perlu lagi berubah, karena semua yamg dibutuhkan sudah tersedia.


          D. Tidak menyadari adanya persaingan
Kompetisi, persaingan, adu hebat, cepat-cepatan / apapun istilahnya menciptakan rangsangan kesadaran untuk memenangkan kompetisi / persaingan itu. Sebaliknya kehidupan yang berjalan datar-datar saja, tanpa ada persaingan membuat banyak orang tidak terdorong dan tidak tertantang melakukan sesuatu dengan cara terbaik dan paling baik dalm hidupnya. 
 
                                    


0 komentar:

Posting Komentar